
Panyabungan. Sejak memasuki 1 Syawal atau Jumat (17/7), harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani yang ada di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mengalami penurunun Rp 250/kg.
Seorang petani Supriadi kepada MedanBisnis, Kamis (30/7) di Panyabungan, mengatakan harga TBS kelapa sawit sebelum Lebaran mencapai Rp 1.050/kg. Akan tetapi memasuki Lebaran hingga sekarang harga hanya berkisar Rp 800/kg hingga Rp 850/kg untuk TBS kelapa sawit buah kampung.
Sementara untuk TBS di kebun plasma yang perawatan dan pemupukan mencukupi dan kualitas lebih bagus lebih mahal untuk saat ini mencapai Rp 1.050/kg. “Memang ada perbedaan harga TBS kelapa sawit kampung dengan plasma. Makanya petani kampung terus mendapat dampak atas permainan harga tingkat toke – toke,” ujarnya.
Menurutnya, situasi harga yang anjlok itu sudah menjadi kebiasaan dari tahun ke tahun setiap Lebaran harga akan anjlok. “Jikaupun ada perbaikan harga itu kemungkinan terjadi satu minggu lagi itupun naiknya merayap atau sekitar Rp 50/kg saja,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan petani lainnya M Hasibuan. Menurut dia harga yang menurun itu tentunya sangat berdampak terhadap melemahnya perekonomian masyarakat. Sebab harga dari Rp 1.050/kg turun menjadi Rp 800/kg.
“Kami petani kampung wajib menjual, karena kalau tidak nanti akan terjadi pembusukan buah jika tetap disimpan. Itulah yang terjadi para toke maupun pengumpul itu hanya menawarkan harga tersebut kita tidak ada pilihan,” ucapnya.
Untuk hasil panen, kata Hasibuan, saat ini TBS kelapa sedang bagus, begitu juga dengan hasil panen di kebun plasma, sehingga berakibat terhadap harga TBS kampung.
“Alasan lain kata toke akibat buah menumupuk di PKS setelah libur Lebaran, kondisi buah sedang bagus, makanya berdampak terhadap harga TBS kampung. Begitupun harapan kita harga jangan dipermainkan agar kita tidak mengalami kerugian,” harapnya.
(zamharir rangkuti)-medan Bisnis
Leave a Reply