Selasa, 24 November 2009 – www.metrotabagsel.com
Informasi dihimpun METRO, Senin (23/11) kemarin dari beberapa warga setempat, Ranto Ependi (40) dan warga lainnya bermarga Pohan, Siregar, dan Nasution menyebutkan, kondisi jalan di Batu Jomba mengalami antrean sejak Senin (23/11) subuh pukul 04.00 WIB. “Akibatnya, kendaraan kesulitan lewat dengan kondisi jalan yang licin dan berlumpur,” kata Ranto.
Pantauan di lapangan, kemacetan titik pertama di mulai dari Pasar Sipirok hingga jalan rusak Aek Latong (arah Tarutung, red) tak satupun kenderaan yang lewat berpapasan. Sesampai di titik jalan rusak parah Aek Latong, antrean kendaraan sepanjang sekitar 1 kilometer ternyata juga terlihat. Dan ini diakibatkan jalan berlumpur yang berasal dari tanah bukaan jalan alternatif.
Sepanjang 100 meter jalan berlumpur tersebut sangat sulit dilalui kenderaan, kendatipun bisa keluar dari Lumpur, namun tetap mengalami kesulitan mengeluarkan kendaraan akibat kondisi jalanyang licin dan sedikit menanjak. Sebagian kendaraan, terutama yang berukuran kecil tetap memaksakan diri melewatinya dengan harapan minta bantuan warga setempat untuk mendorong hingga melewati jalanan yang licin tersebut.
“Sudah macet di Batu Jomba, ternyata kemacetan lebih parah di sini (Aek Latong),” keluh salahseorang sopir taksi.
Antrean kenderaan mencapai panjang sekitar 1 kilometer (500 meter dari arah Tarutung dan sekitar 500 meter dari arah Sipirok, red) berlangsung mulai Senin (23/11) jelang subuh sekira pukul 04.00 hingga pukul 13.00 WIB. Bahkan jalur kenderaan menjadi dabel dua akibat kenderaan yang datang dari belakang kurang sabar, padahal kondisi jalan memang susah untuk dilalui dari arah Sipirok maupun arah Medan. Tapi, sekira pukul 11.00 WIB, kemacetan mulai berangsur pulih, di mana mobil taksi mulai keluar satu persatu-satu, setelah unit alat berat milik PU Sumut dikerahkan mengantisipasi keadaan dan menarik beberapa kenderaan yang kesulitan melewati jalanan berlumpur. Dan antrean kendaraan bisa diatasi dan kembali normal sekitar pukul 13.00 WIB.
“Berangsur keadaan bisa dikendalikan, kita berupaya bersama warga setempat menimbun jalanan yang berlumpur dengan bebatuan,” ungkap Kanit Lantas Polsek Sipirok, Aiptu Allen Silitonga kepada METRO.
Sementara pihak PU Sumut yang bertugas dan sedang bekerja di wilayah Aek Latong mengaku bermarga Sinaga dan Siregar kepada METRO menyebutkan, pihaknya akan mengupayakan penimbunan jalan berlumpur tersebut dengan menggunakan sirtu (campuran pasir, tanah dan batu, red).
“Setelah antrean ini selesai, langsung akan kami upayakan penimbunannya dengan menggunakan sirtu,” kata Siregar.
Sementara, Batu Jomba akibat truk pengangkut sayur terperosok, menyebabkan kemacetan sepanjang 500 meter dan antrian terjadi mulai pukul 04.00 WIB sampai pukul 09.30 WIB.
Ayah Meninggal di Medan, Anggota TNI Coba Jalan Kaki
Akibat kemacetan di jalur Aek Latong dan Batu Jomba Senin (23/11) kemarin, ternyata mendatangkan dampak sosial yang cukup tinggi bagi warga pengguna jasa sarana transportasi tersebut. Pasalnya, dengan kondisinya jalan yang tiap tahun menjadi momok yang menakutkan bagi pengendara yang sering melewatinya, terutama bagi warga yang ingin lalu lalang dengan berbagai keperluan dan urusan.
Seperti yang dialami seorang anggota TNI bertugas di Kompi A Tarutung, Prada Ariyono (24) yang sangat mendesak ingin melayat orangtuanya yang meninggal di Medan. Sejumlah perasaan tentu saja berkecamuk di hati dan jiwanya menghadapi kemacetan tersebut.
Sekitar 1 kilometer dari Aek Latong (menuju Tarutung) dan wartawan koran ini sedang menuju Batu Jomba, di stop seorang pria.
“Tolong bang saya mau numpang karena orang tua meninggal di Medan,” ungkapnya singkat. (ran)
Leave a Reply