
Padangsidimpuan, Setelah sempat beberapa hari lancar terkendali, Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Sipirok menghubungkan Pargarutan-P.Sidimpuan kembali lumpuh selama15 jam.
Pantauan Analisa, Minggu (23/11), lumpuhnya Jalinsum akibat sejumlah truk dan bus tergelincir dikawasan proyek pelebaran Desa Situmba Kecamatan Sipirok, dan Pargarutan Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).
Pengerokan tebing dikiri kanan Jalinsum Desa Situmba dan Pargarutan membuat tanah hasil kerokan alat berat meluber ke Jalinsum, setelah diguyur hujan deras di kawasan tersebut.
Tanah membuat jalanan licin dan berlumbur membuat ban bus dan truk yang melintas tergelincir dan terbenam. Alat berat yang dikerahkan mengevakuasi kenderaan terjebak kewalahan akibat lumpur dan berlapisnya beragam kenderaan di badan jalan kawasan itu.
Kondisi ini, sudah berulang terjadi sebulan terakhir, namun tetap saja belum ada upaya maksimal pemerintah maupun aparat kepolisian mengatasi masalah kemacetan imbas pelebaran jalan tersebut.
“Kemacetan dan lumpuhnya Jalinsum dikawasan ini sudah berulang terjadi, dan sudah merugikan kami pengendara, namun tetap saja tidak ada penanganan maksimal dari pihak terkait,” ungkap Sukri (35).
Dikatakan, jika menjelang malam hari Jalinsum kawasan Pargarutan yang lumpuh dan pagi hari giliran Desa Situmba. ” Kami sudah sangat dirugikan dengan kondisi ini, harusnya Pemkab Tapsel dan Kepolisian siaga 24 jam dikawasan ini untuk mencegah kemacetan lalu lintas,” imbuhnya.
Pungli
Pengalihan arus lalu lintas dari Jalinsum Pargarutan ke jalan alternatif Pargarutan Jae Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) berimbas menjamurnya pungutan liar (Pungli) di sepanjang jalan tersebut.
Kemacetan panjang yang kerap terjadi sebulan terakhir akibat pelebaran jalan di kawasan Jalinsum Pargarutan-Sipirok-P.Sidimpuan itu, menciptakan sikap yang tidak sehat dari masyarakat setempat kepada para pengendara.
Masyarakat sekitar berduyun-duyun melakukan pungli dengan menyodorkan kotak sumbangan kepada para pengendara yang melintas. Modusnya, dengan mengarahkan para pengendara agar melalui jalan alternatif desa Pargarutan Jae guna terhindar dari kemacetan.
Persis di simpang jalan alternatif itu, sekumpulan warga tua dan muda menyodorkan kotak kutipan kepada para pengendara. Anehnya, pungli itu tidak hanya saat memasuki simpang jalan alternatif, namun juga berada di kawasan jalan tersebut.
Hampir setiap jarak 100-200 meter jalan alternatif itu, masyarakat melakukan pungli. Jika diurut, ada sekitar 15 titik kumpulan warga yang melakukan pungli.
Menurut salah seorang pengendara roda empat Ucok (38), sikap yang ditunjukkan warga itu sangat merugikan pengendara. “Bayangkan saja, ada 15 titik Pungli dikawasan jalan alternatif itu, sifatnya terkesan memaksa, jika tidak diberi mereka akan mengejar dan menghardik pengendara yang belum bayar, “katanya.
Diakuinya, para pengendara terpaksa melewati jalur alternatif itu karena jika melewati Jalinsum, maka akan terjebak kemacetan panjang yang lamanya rata-rata 5-15 jam.
Hal senda dikatakan Najib (45) pengendara taksi, yang kecewa melihat Polres Tapsel dan Pemkab Tapsel yang terkesan membiarkan pungli tersebut.
Diharapkan aparat Polres bersama Pemkab Tapsel segera melakukan tindakan nyata atas menjamurnya pungli di Jalinsum.
” Sisir dan tertibkan pungli, demi kenyamanan pengendara melintas di bumi Tapsel, agar kesan negatif yang mulai tertanam di hati pengendara terobati,” katanya. (hih)
/(Analisa).
Leave a Reply