
Paluta, Cuaca ekstrem berupa hujan lebat mengguyur di wilayah Padang Lawas Utara (Paluta) dan Tapanuli Selatan mengakibatkan tebing longsor. Material longsor tanah dan kayu menimbun jalan sehingga mengakibatkan kemacetan arus lalulintas beberapa kilometer.
Longsor di jalinsum Gunungtua-Padangsidimpuan, tepatnya di kawasan hutan Nabundong, Kecamatan Padang Bolak Julu. Longsoran menimbun jalan dan memutus arus lalulintas selama delapan jam. Akibatnya ratusan kendaraan mengantre hingga sepanjang dua belas kilometer, baik dari arah Padangsidimpuan maupun arah Gunungtua, Rabu (14/1).
Karimuddin Siregar (38) seorang pengendara yang sejak pukul 08.00 WIB terjebak macet mengatakan, awalnya ia berangkat dari Kota Padang Sidimpuan menuju Gunung Tua, namun setibanya di kawasan hutan Nabundong ia terjebak macet. Ia melihat puluhan kendaraan roda dua maupun roda empat banyak di depannya.
Warga lainnya, Imran Harahap (42) mengaku, hingga pukul 11.00 WIB, bantuan alat berat untuk membersihkan badan jalan dari material tak kunjung datang, padahal tanah longsor tersebut terjadi sejak pukul 05.00 WIB.
Puluhan mobil yang ikut terjebak longsor, semuanya terpaksa ditarik oleh masyarakat sekitar dan didorong beramai-ramai guna melintasi genangan lumpur yang berada di badan jalan. Selain itu, masyarakat juga membersihkan badan jalan dari material longsor secara manual sambil menunggu alat berat.
Camat Padang Bolak Julu Hilaluddin Daulay menyebutkan longsor di picu oleh tingginya curah hujan yang melanda Kecamatan Padang Bolak Julu belakangan ini.
Dalam peristiwa ini tidak menimbulkan korban jiwa jalan yang tertimbun longsor ini pun merupakan jalur utama yang menghubungkan wilayah Gunungtua menuju Padangsidimpuan yang sehari-harinya dilintasinya bus antara kota provinsi maupun bus antardaerah seperti CV Padang Lawas, Batang Pane Baru, PT ALS dan berbagai jenis kendaraan lainnya.
Sementara itu Danki Senapan C Gunung Tua Kapten (Inf) Jungkarnain Siregar yang ikut terjebak macet mengaku, dia terpaksa harus berputar arah balik ke Gunung Tua, sebab tanah longsor yang terjadi di hutan Nabundong tidak bisa dilewati.
Pantauan wartawan, sepanjang kawasan hutan Nabundong terdapat empat titik bencana tanah longsor, namun yang terparah persis berada di patung kerbau atau eks terjunan Bus Purnama Raya.
Tepat pukul 13.00 WIB, alat berat berupa satu unit beko loder yang diturunkan pihak Dinas PU Kabupaten Paluta tiba di lokasi. Setelah dilakukan pembersihan badan jalan, akhirnya pukul 16.00 WIB Jalinsum Gunung Tua-Padangsidimpuan, kawasan hutan Nabundong kembali bisa dilintasi kendaraan.
Tapsel
Selain itu, jalan di Desa Kapuran Kecamatan Angkola Timur, Tapsel mengalami longsor. Tanah perbukitan itu meluber ke Jalinsum membuat badan jalan berlumpur.
Akibatnya, ratusan kendaraan tidak bisa melintas karena tebalnya lumpur di badan jalan. Kondisi itu membuat kemacetan total sepanjang lima kilometer sekitar enam jam lebih.
Menurut Sukri Falah, seorang pengendara roda empat yang melintas mengaku, sudah terjebak sejak pagi di kawasan tersebut.
“Sejak pagi saya terjebak macet, padahal ada urusan penting yang harus dituntaskan hari ini, bisa-bisa buyar semua,” katanya.
Sementara Nur Hasanah boru Nasution 30 mengaku, harus putar kepala ke Kota P. Sidimpuan akibat tidak bisa melanjutkan perjalanan ke Padanglawas. “Saya terpaksa bolos kerja hari ini, akibat longsornya perbukitan itu,” terang boru nasution yang bertugas di Puskesmas Padanglawas itu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tapsel Ibrahim mengatakan, pihaknya sedang melakukan evakuasi material lumpur, batu dan kayu yang menutupi badan jalan.
“Kita berupaya maksimal, agar jalinsum bisa dilintasi secepatnya,” katanya. Kasat Lantas Polres Tapsel AKP Abdi Abdullah mengungkapkan, Jalinsum Tapsel-Paluta itu sudah terkendali. “Saat ini, Jalinsum dikawasan Desa Kapuran sudah terkendali meski masih menerapkan sistem tutup buka,” terangnya. (hih/ong)
/(Analisa)
Leave a Reply