
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN – Belasan anggota keluarga 10 mahasiswi asal Sumut yang hilang, Kamis (28/4/2011) kembali mendatangi Mapolda Sumut. Mereka ke Polda karena mengaggap tidak ada keseriusan polisi mengusut keberadaan para korban.
Pihak keluarga menduga 10 mahasiswi itu menjadi korban jaringan Negara Islam Indonesia (NII) yang saat ini menjadi sorotan dan tengah hangat dikupas aparat intelijen.
Sebab dari pemberitaan di sejumlah media, ditemukan persamaan motif menghilangnya para korban.
“Banyak kesamaannya, salah satunya anak saya terkesan menjauhi keluarga,” kata Bakhtiar, ayah Nurhidayah yang turut hilang sejak 2008 lalu.
Bakhtiar bersama sembilan keluarga korban lainnya mengaku sudah melaporkan kasus itu ke Polda Sumut pada 12 April 2010. Tapi sudah setahun berlangsung, tak ada kabar apapun dari pihak kepolisian tentang keberadaan 10 mahasiswi itu.
“Kami tak pernah dikabari, jangan-jangan laporan kami tak pernah ditindaklanjuti,” ucap Bakhtiar yang diplot sebagai juru bicara.
Kepala Bidang Binmas Polda Sumut Kombes Pol Hery Subiansauri yang menemui pihak keluarga menegaskan kasus itu tetap menjadi prioritas Polda Sumut.
Ia berjanji akan mengecek laporan tersebut, dan akan berkoordinasi dengan Polda Aceh. “Pasti kami tindaklanjuti, ini bukan kasus sepele. Pokoknya akan diselidiki ulang,” kata mantan Kabid Humas Polda Sumut itu.
Leave a Reply