Tapsel, BATAKPOS
Perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapsel terhadap Desa Simataniari, Tindoan Laut, dan Kelurahan Sangkunur, Kecamatan Angkola Sangkunur masih jauh dari yang diharapkan. Padahal daerah itu memiliki potensi tingkat kesuburan tanah tinggi dan apabila ditanami dengan tanaman sawit, karet, padai, coklat, nilam dan hortikultura bukan tidak mungkin akan bisa memakmurkan rakyatnya.
Hanya saja sampai saat ini Pemkab Tapanuli Selatan (Tapsel) sepertinya belum serius memberikan perhatian kepada daerah itu. Buktinya lahan pertanian sawah yang selama ini sebagai sumber mata pencaharian warga tidak bisa diolah lagi karena ketiadaan air. Irigasi teknis yang diharapkan warga sebagai salah satu solusi mengatasi kekeringan lahan tak kunjung terwujud.
Sedihnya lagi, warga di tiga desa tersebut sepertinya harus pasrah menanggung derita akibat bencana yang setiap waktu mengancam karena meluapnya sungai Sangkunur.
“Bukan pemandangan aneh bila curah hujan tinggi, sekejab itu pula sungai yang membelah ketiga desa itu meluap menggenangi Desa Simataniari, Tindoan Laut, dan Kelurahan Sangkunur. Kami selalu waspada diselimuti kecemasan apabila curah hujan tinggi, ” keluh Haji Sihombing.
Haji Sihombing, salah seorang tokoh masyarakat yang juga anggota Badan Permusyawaratan Desa Simataniari kepada BATAKPOS, kemarin mengungkapkan hal tersebut pasca peristiwa banjir yang melanda desa mereka baru-baru ini .
Diterangkan Sihombing Sungai Sangkunur dan Simataniari saat ini dipenuhi sedimen, sehingga terjadi pendangkalan dasar sungai. Saat ini sungai itu butuh perhatian pengerukan dari pemerintah.
Diceritakan, banjir setinggi pinggang orang dewasa yang baru lalu merendam ratusan rumah. Beruntung, tidak ada korban jiwa, karena sebelum sungai meluap warga menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman. Namun, beberapa hewan ternak seperti ayam dan kambing milik warga hanyut terbawa derasnya arus.
“Beberapa kali kami mengadu kepada pemerintah kabupaten, DPRD dan Dinas Pengairan Provsu untuk turun tangan mengatasi masalah tersebut hingga kini belum ada respon,” urainya dengan wajah sedih
Bercermin dari peristiwa banjir yang kerap terjadi, bahkan dikhawatirkan dapat mengancam ribuan jiwa manusia, Sihombing berharap kiranya pemerintah membuka mata untuk melakukan pengerukan dan pelabaran terhadap sungai Simataniari, dan Sangkunur tersebut.
Borkat, SSos, Ketua Fraksi Nasional di DPRD Kabupaten Tapanuli Selatan asal Partai Amanat Nasional (PAN) dihubungi di tempat terpisah mengakui, bahwa dirinya sudah berulangkali dan bahkan bosan menyuarakan keluhan masyarakat ketiga desa/kelurahan tersebut kepada pihak terkait dalam hal ini Pemkab Tapsel maupun Pemprovsu, namun tidak digubris.
“Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diingini, saya berharap kepada pihak terkait untuk lebih fokus atas keberadaan aliran Sungai Simataniari dan Sangkunur yang sudah mendangkal,” ujarnya. rit
sumber : www.batakpos-online .com
lurah ansor siregar kelurahan sangkunur tidak layak dan tidak pernah ada di kantornya tolong tindak lanjuti bapak bupati. terima kasih.
assalamu alaikum pak bupati. tolong diperhatikan kampung saya baringin sangkunur.trima kasih samson siregar di jakarta.