
Medan, (Analisa). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Bandar Udara (Bandara) Polonia Medan mengatakan, cuaca di Kota Medan semakin ekstrem. Hujan lebat, angin kencang yang disertai dengan kilat diprediksi akan terus meningkat hingga akhir Oktober 2012.
“Peluang untuk hujan serta kilat yang lebih buruk daripada semalam kemungkinan saja masih terjadi. Karena untuk semalam saja, Minggu (7/10) kecepatan angin sudah meningkat hingga 36 knot/jam atau 70 km/jam, dari beberapa hari sebelumnya yang hanya mencapai 25 knot/perjam,” ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Bandara Polonia Medan, Mega Sirait yang didampingi Staf Prakirawan, Alif Adiyasa kepada Analisa, Senin (8/10)
Mega menambahkan, cuaca ekstrem dengan kecepatan angin yang mencapai 36 knot/jam tersebut sangat membahayakan lalu lintas penerbangan. “Biasanya cross wind atau angin yang memotong pesawat hanya mampu landing dengan kecepatan 30 knot/jam. Kalau semalam sudah mencapai hingga 36 knot/jam. Maka jelaslah pesawat tidak bisa landing,” ujar Mega.
Pihaknya menambahkan, cuaca ekstrem yang terjadi saat ini merupakan puncak klimatologi atau curah hujan yang panjang di wilayah pantai timur dalam setahun ini. Selain itu, cuaca ekstrem juga terjadi karena dipicu arus pertemuan massa udara atau konvergen.
“Massa udara atau udara yang masuk ini yang menyebabkan pertumbuhan awan lebih intens, didukung oleh kondisi topografi Medan yang dikelilingi bukit dan laut membuatnya sangat berpengaruh,” katanya.
Belum lagi pemanasan pada siang hari yang mencapai 33 derajat Celcius membuat udara semakin tidak stabil. Ditambah arus pertemuan udara tersebut, hujan semakin tinggi dan intens.
“Kemarin itu, masih sebatas hujan, angin kencang dan kilat saja. Biasanya disebut cumulonimbus (cb). Sifatnya itu masih sebatas angin kencang biasa. Kalau dia angin yang kencang dan berbentuk belalai atau tornado maka itu yang dinamakan angin puting beliung,” ucapnya.
Untuk kecepatan angin yang normal, Mega mengatakan, hanya 12 knot/jam saja. Melihat keadaan yang terjadi semalam, pihaknya tidak bosan-bosan mengimbau seluruh masyarakat, pengguna transportasi udara dan laut untuk mewaspadai cuaca ekstrem tersebut.
“Melihat pohon dan papan reklame banyak yang tumbang serta atap rumah warga banyak yang hancur masyarakat tetap harus mewaspadainya. Para nelayan yang melaut juga tetap waspada karena gelombang yang tinggi,” ujarnya.
Yang harus mewaspadai angin kencang dan banjir adalah Medan, Deli Serdang, Simalungan, Asahan, dan Sergei. Sementara untuk potensi longsor, daerah yang mewaspadainya yakni Langkat, Dairi, Karo, dan Tapanuli Tengah. (ns)
Sumber: analisadaily.com
Leave a Reply